REDELONG – Ketua Komite II Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI) Ir H Bambang Susilo MM, menyatakan akan menyuarakan aspirasi masyarakat Kabupaten Bener Meriah, untuk pemekaran Provinsi Aceh Leuser Antara (ALA).

Hal itu di sampaikan Bambang Susilo setelah menerima aspirasi dari sejumlah masyarakat dan Pemkab Bener Meriah, di ruang rapat Kantor Bupati Bener Meriah, Rabu (23/3). Kedatangan Ketua bersama lima Komite II DPD-RI ke Bener Meriah ini dalam rangka kunjungan kerja (kunker) untuk menampung  aspirasi masyarakat.

“Semua aspirasi yang telah disampaikan akan kami perjuangkan. Termasuk persoalan pemekaran Provinsi ALA yang merupakan aspirasi masyarakat yang telah disampaikan kepada kami. Selain itu ada beberapa poin penting lagi yang juga akan kami suarakan di tinggkat pusat,” kata Ir H Bambang Susilo MM, yang didampingi anggota Komite DPD-RI lainnya, yakni Mursid, Ir H Jabbar Toba, Ir Abraham Liyanto, Ahmad Syaifullah Malonda, dan Abdul Aziz.

Dikatakannya, kesimpulan yang diambil dari pertemuan dengan pihak Pemkab dan masyarakat Bener Meriah, selain tentang pemekaran Provinsi ALA, pihak DPD-RI juga akan memperjuangkan apa yang telah dicanangkan oleh Pemkab Bener Meriah, berkaitan dengan agro industri dalam artian yang luas, termasuk masalah pengembangan kebun tebu dan sejumlah terobosan lainya di bidang pertanian dan perkebunan.

Selain itu, tentang adanya laporan tujuh sumur gas di Kabupaten Bener Meriah, yang hasilnya tidak dinikmati oleh masyarakat di daerah ini, namun diambil oleh beberapa kabupaten tetangga. “Tentang pembagian hasil sumur gas ini juga akan kami perjuangkan agar Kabupaten Bener Meriah, juga bisa dapat menikmati hasil bumi itu,” katanya.

Rombongan Komite II DPD-RI dijamu langsung oleh Bupati Bener Meriah, Ir H Tagore Ababakar serta Ketua DPRK setempat, Drs Rusli M Saleh yang didampingi sejumlah anggota dewan serta beberapa orang kepala SKPK di lingkungan pemkab setempat.

Dalam pertemuan itu Bupati Tagore Abubakar, memaparkan beberapa poin permasalahan di daerah itu. Termasuk kondisi potensi alam yang dimiliki oleh daerah penghasil kopi itu. Dan tentang permintaan pemekaran ALA juga mencuat dalam dialog dengan Komite II DPD-RI. “Melihat kondisinya, layak daerah ini untuk mekar menjadi provinsi baru. Dan aspirasi itu akan kami suarakan dan perjuangkan,” ungkapnya.

Rombongan Komite II DPD-RI ini, sebelumnya telah mengunjungi daerah yang tertimpa musibah banjir bandang di Tangse, Pidie. Rencanannya rombongan Komite II DPD-RI ini akan melajutkan perjalanan ke Kabupaten Aceh Tengah, untuk melihat kondisi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan I dan Peusangan II di Takengon

MALAM itu jarum jam telah menunjukkan pukul 19.05 WIB. Waktu Magrib telah selangkah beranjak menuju Isa. Kabut yang mulai merapat ke Bumi seakan membalut sebagian daerah di Simpang Tiga Redelong, Ibukota Kabupaten Bener Meriah, Sabtu (5/3) malam, tidak terkecuali di seputaran Pendopo Bupati Bener Meriah. Suasana di rumah dinas orang nomor satu di daerah pe nghasil kopi itu terlihat lengang. Tidak ada aktivitas istimewa. Hanya beberapa pasang orang yang tampak berbincang-bincang.

Suasana lengang malam itu sontak menjadi ramai ketika barisan mobil menerobos masuk ke pelataran Pendopo Bupati Bener Meriah. Di antara konvoi mobil itu, terlihat tiga unit mobil mewah bermerk jeep rubicon warna hijau lumut memasuki pelataran rumah dinas Bupati. Mobil mewah yang tidak ada di Kabupaten Bener Meriah itu kondisinya terlihat berlumur bercak lumpur, lantaran baru tiba dari kampung terpencil di Bener Meriah. Sebelumnya kedua pejabat itu mengunjungi daerah terpencil, Samarkilang.

Seiring dengan masuknya konvoi mobil ke pelataran pendopo Bupati Bener Meriah, beberapa orang yang tadinya berbincang-bincang mulai merapatkan barisan. Sejak siang mereka telah menunggu kedatangan sosok yang ada di mobil mewah itu. Bupati Bener Meriah, Ir H Tagore Abubakar, yang pertama turun dari mobil double cabin bergegas menuju mobil jeep rubicon yang tepat diparkir di depan pintu masuk Pendopo. “Silakan masuk ke dalam, Pak,” sapa Ir H Tagore Abubakar, dengan nada ramah kepada sesosok pria yang tingginya hanya sebahu Bupati Bener Meriah itu.

Kedatangan pria paruh baya yang mengenakan kacamata dibalut baju kaos berwarna cokelat ke Pendopo Bupati Bener Meriah merupakan kali pertama sejak ia terpilih menjadi orang nomor satu di Provinsi Aceh, empat tahun silam. Pria berpenampilan sederhana itu adalah Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf.

“Sejak saya menjadi gubernur, baru pertama kali saya masuk ke pendopo ini, tapi kalau ke Bener Meriah, sudah sering,” aku Irwandi Yusuf kepada para wartawan.

Kedatangannya ke kediaman Bupati Bener Meriah menjadi sesuatu yang istimewa meskipun tidak disambut dengan acara seremonial lazimnya penyambutan para pejabat yang turun ke daerah. Beberapa kuli tinta yang coba mengabadikan pertemuan antara Gubernur Aceh dengan sejumlah pejabat di jajaran Pemkab Bener Meriah justru mendapat sambutan hangat dari Irwandi.

Irwandi lantas memberikan kesempatan kepada pers untuk bertanya. Di ruang tamu pendopo bupati, Irwandi Yusuf yang duduk ‘berpasangan’ dengan Ir H Tagore AB tidak tersentak ketika ditanya hubungan mereka yang selama beberapa tahun terakhir terkesan berseberangan.

Perbedaan pendapat yang terjadi antarkeduanya telah menjadi rahasia umum. Publik selama ini mengetahui Irwandi dan Tagore tidak harmonis. “Siapa bilang saya dan Bupati Bener Meriah tidak harmonis. Cuma mungkin karena jarang jumpa sehingga diasumsikan tidak harmonis. Tapi kalau dulu memang benar ada sedikit perbedaan pendapat, tetapi itu masalah dulu, sekarang kan nggak lagi,” terang Irwandi Yusuf menjawab pertanyaan Serambi.

Apalagi ketika hangat-hangatnya isu pembentukan Provinsi Aceh Leuser Antara (ALA) yang dikumandangkan oleh Ir H Tagore Abubakar, beberapa tahu silam. Salah seorang yang paling menentang pembentukan provinsi baru di Aceh itu adalah Irwandi Yusuf.

Namun diakhir masa jabatannya, ‘perang dingin’ yang berlangsung selama beberapa tahun terakhir terlihat mulai reda. Tagore dan Irwandi kini akrab. Malam itu, mereka terlihat berkelakar bersama dan makan dalam satu meja.

Namun keakraban yang hanya berlangsung selama beberapa jam itu, diakhiri dengan pertemuan tertutup antara keduanya. Wartawan tidak dibenarkan memasuki ruangan pertemuan. Entah apa yang mereka bincangkan.

Bener Meriah always in my heart…(Melala)

Ucapan Lebaran

Posted: September 7, 2010 in Uncategorized

Sejalan dengan berlalunya Ramadhan tahun ini
Kemenangan akan kita gapai
Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi
Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa
Dalam kesempatan hidup ada keluasan ilmu
Hidup ini indah jika segala karena ALLAH SWT
Kami sekeluarga mengucapkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H
Mohon maaf lahir dan bathin ( Lon Tuan Sekeluarga )

Gayo Ku Sayang

Posted: September 4, 2010 in Uncategorized

SUKU GAYO
Suku Gayo adalah sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi Gayo di Aceh. Suku Gayo secara mayoritas terdapat di kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan 3 kecamatan di Aceh Timur, yaitu kecamatan Serbe Jadi, Peunaron dan Simpang Jernih. Selain itu suku Gayo juga mendiami beberapa desa di kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Tenggara. Suku Gayo beragama Islam dan mereka dikenal taat dalam agamanya. Suku Gayo menggunakan bahasa yang disebut bahasa Gayo.

PERSEBARAN
Suku Gayo secara mayoritas terdapat di kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan 3 kecamatan di Aceh Timur, yaitu kecamatan Serbe Jadi, Peunaron dan Simpang Jernih. Selain itu suku Gayo juga mendiami beberapa desa di kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Tenggara.

BAHASA
Bahasa Gayo digunakan dalam percakapaan sehari-hari. Penggunaan bahasa Gayo dibedakan atas beberapa dialek, seperti dialek Gayo Lut yang terbagi lagi menjadi sub-dialek Lut dan Deret di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, dialek Blang Di Kabupaten Gayo Lues, Kalul di Kabupaten Aceh Tamiang, dan Lokop di Serbe Jadi Kabupaten Aceh Timur.
Bahasa Gayo (Pengucapan: Gayô) adalah bahasa yang dituturkan oleh suku Gayo di provinsi Aceh , yang terkonsentrasi di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan kecamatan Serba Jadi di kabupaten Aceh Timur. Ketiga daerah ini merupakan wilayah inti suku Gayo. Bahasa ini termasuk kelompok bahasa yang disebut “Northwest Sumatra-Barrier Islands” dari bahasa Austronesia.
Bahasa Gayo merupakan salah satu bahasa yang ada di Nusantara. Keberadaan bahasa ini sama tuanya dengan keberadaan orang Gayo “urang Gayo” itu sendiri di Indonesia. Kita tidak bisa memisahkan bahasa Gayo dengan penuturnya “urang Gayo” dan sebaliknya. Sementara orang Gayo “urang Gayo” merupakan suku asli yang mendiami Aceh.[diragukan – diskusikan][rujukan?]Mereka memiliki bahasa, adat istiadat sendiri yang membedakan identitas mereka dengan suku-suku lain yang ada di Indonesia. Daerah kediaman mereka sendiri disebut dengan Tanoh Gayo (Tanah Gayo), tepatnya berada di tengah-tengah Provinsi Aceh.
Baca entri selengkapnya »

Legenda Putri Pukes

Posted: September 4, 2010 in Uncategorized

GUA Putri Pukes merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Aceh Tengah. Ceritanya diriwayatkan sebagai legenda antara mitos dan fakta.
Betul tidaknya legenda Putri Pukes, hingga sekarang belum ada yang bisa memastikannya. Gua Putri Pukes tempat legenda itu diceritakan, kini sudah menjadi tempat wisata, tetapi sangat di sayangkan gua tempat manusia yang menjadi batu itu sudah disemen dan ditambah-tambah sehingga tidak lagi alami.

Di dalam gua Putri Pukes tersebut terdapat batu yang dipercayai adalah Putri Pukes yang telah menjadi batu, sumur besar, kendi yang sudah menjadi batu, tempat duduk untuk bertapa orang masa dahulu, alat pemotong zaman dahulu.
Abdullah, penjaga gua, Selasa (9/3) kepada Harian Aceh menceritakan, batu putri pukes tersebut membesar karena kadang-kadang batu tersebut menangis sehingga air mata yang keluar tersebut menjadi batu dan makin lama batu tersebut makin membesar.
Sementara sumur besar kata Abdullah, setiap tiga bulan air di sumur tersebut kering dan tidak ada air nya, bila ada air orang pintar akan datang untuk mengambil air tersebut. Sedangkan kendi yang telah menjadi batu tersebut pernah bawa oleh orang, tetapi dikembalikan lagi karena dilanda resah setelah mengambilnya. “Sedangkan tempat bertapa itu di gunakan oleh orang zaman dahulu untuk melakukan bertapa guna mencari ilmu dan alat pemotong (pisau) peninggalan manusia purbakala kata yang ditemukan di dalam goa putri pukes,” jelas Abdullah.

Putri Pukes
Tidak semua orang Gayo mengetahui cerita legenda Putri Pukes, sebagian dari orang Gayo itu mengetahui legenda itu tetapi tidak mengetahui bagaimana ceritanya. Menurut cerita dan informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang mengetahui tentang legenda Putri Pukes.
Gua Putri Pukes terletak di sebelah utara, tepatnya di Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah Putri Pukes merupakan nama seorang gadis kesayangan dan anak satu-satunya yang berasal dari sebuah keluarga di Kampung Nosar, Kecamatan Bintang, Aceh Tengah.
Suatu hari dia, dijodohkan dengan seorang pria yang berasal dari Samar Kilang, Kecamatan Syiah Utama Kabupaten Aceh Tengah (sekarang Kabupaten Bener Meriah). Pernikahan pun dilaksanakan, berdasarkan adat setempat.
Mempelai wanita harus tinggal dan menetap di tempat mempelai pria. Setelah resepsi pernikahan di rumah mempelai wanita selesai, selanjutnya kedua mempelai diantar menuju tempat tinggal pria. Pihak mempelai wanita diantar yang dalam bahasa gayo disebut ‘munenes’ ke rumah pihak pria ke Kampung Simpang Tiga Bener Meriah.
Pada acara ‘munenes’ pihak keluarga mempelai wanita dibekali sejumlah peralatan rumah tangga seperti kuali, kendi, lesung, alu, piring, periuk dan sejumlah perlengkapan rumah tangga lainnya. Adat ‘munenes’ biasanya dilakukan pada acara perkawinan yang dilaksanakan dengan sistem ‘juelen’, dimana pihak wanita tidak berhak lagi kembali ke tempat orangtuanya.
Berbeda dengan sistem ‘kuso kini’ (kesana kemari) atau ‘angkap’. Kuso kini, pihak wanita berhak tinggal di mana saja, sesuai kesepakatan dengan suami. Sementara sistem ‘angkap’, adalah kebalikan dari ‘juelen’, pada sistem perkawinan ini, pihak lelaki diwajibkan tinggal bersama keluarga pihak wanita, disebabkan pihak wanita yang mengadakan lamaran terlebih dahulu.
Pernikahan ini juga disebabkan beberapa hal antara lain, mempelai pria sebelumnya meminta atau mengemis kepada wali mempelai wanita untuk dinikahkan dengan putrinya, dengan alasan sangat mencintainya. Sehingga sebagai persyaratannya, pihak pria harus tinggal bersama keluarga mempelai wanita.
Disinilah detik-detik terjadinya peristiwa sehingga nama Putri Pukes terkenal hingga sekarang, saat akan melepas Putri Pukes dengan iringan-iringan pengantin, ibu Putri Pukes berpesan kepada putrinya yang sudah menjadi istri sah mempelai pria. “Nak…sebelum kamu melewati daerah Pukes yaitu daerah rawa-rawa sekarang menjadi Danau Laut Tawar. Kamu jangan penah melihat ke belakang,” kata ibu Putri Pukes.
Sang putri pun berjalan sambil menangis dan menghapus air matanya yang keluar terus menerus. Karena tidak sanggup menahan rasa sedih, membuat putri lupa dengan pantangan yang disampaikan oleh ibunya tadi. Secara tak sengaja putri menoleh ke belakang, dengan tiba-tiba putri pukes langsung berubah menjadi batu seperti seperti yang sekarang kita jumpai di dalam Gua Putri Pukes. Apakah itu hanya mitos atau memang benar-benar terjadi, tetapi warga setempat percaya kalau cerita Putri Pukes itu benar ada.

Baca entri selengkapnya »

Seni dan Kebudayaan Gayo

Posted: September 4, 2010 in Uncategorized

SENI BUDAYA

Pacuan Kuda Tradisional gayo

Suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo adalah kesenian, yang hampir tidak pernah mengalami kemandekan bahkan cenderung berkembang. Bentuk kesenian Gayo yang terkenal, antara lain tari saman dan seni bertutur yang disebut didong. Selain untuk hiburan dan rekreasi, bentuk-bentuk kesenian ini mempunyai fungsi ritual, pendidikan, penerangan, sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat. Di samping itu ada pula bentuk kesenian Seperti: Tari bines, Tari Guel, Tari munalu,sebuku(pepongoten), guru didong, dan melengkap (seni berpidato berdasarkan adat
Dalam seluruh segi kehidupan, orang Gayo memiliki dan membudayakan sejumlah nilai budaya sebagai acuan tingkah laku untuk mencapai ketertiban, disiplin, kesetiakawanan, gotong royong, dan rajin (munentu). Pengalaman nilai budaya ini dipacum oleh suatu nilai yang disebut bersikemelen, yaitu persaingan yang mewujudkan suatu nilai dasar mengenai harga diri (mukemel). Nilai-nilai ini diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti dalam bidang ekonomi, kesenian, kekerabatan, dan pendidikan. Sumber dari nilai-nilai tersebut adalah agama Islam serta adat setempat yang dianut oleh seluruh masyarakat Gayo.

Seni dan Tarian

* Didong
* Didong Niet
* Tari Saman
* Tari Bines
* Tari Guel
* Tari Munalu
* Tari Sining
* Tari Turun Ku Aih Aunen
* Tari Resam Berume
* Tuak Kukur
* Melengkan
* Dabus

Makanan Khas

* Masam Jaeng
* Gutel
* Lepat
* Pulut Bekuah
* Cecah
* Pengat

Baca entri selengkapnya »

Sejarah Budaya Masyarakat Gayo

Posted: September 4, 2010 in Uncategorized

Awal Meletusnya Perang Di Tanoh Gayo

26 Maret 1973

Lebih kurang sekitar 27 tahun setelah meletusnya Perang Aceh di kawasan pesisir Tanggal, 26 Maret 1873, atau tepatnya di awal tahun 1900-an, pasukan Belanda mulai menyusun strategi menyerbu Tanah Gayo.
Hal tersebut diilhami untuk meredam strategi gerilya jangka panjang yang diterapkan Kesultanan Aceh untuk menghindari penangkapan pasukan Belanda. Dan, dari belantara hutan pegunungan Gayo itulah yang merupakan benteng terakhir pertahanan kerajaan Kesultanan Aceh. Ini awal meletusnya Perang Gayo.

Tahun 1902

Serangan Belanda Pertama Tahun 1902

Setelah hampir sebagian pesisir daerah Aceh di kuasai pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda mengintensifkan sasaran ke bagian pedalaman Aceh (Tanah Gayo), karena Daerah tersebut dijadikan tameng tempat berlindungnya para pejuang-pejuang Aceh yang terus bergerilya. Tanah Gayo merupakan wilayah yang paling akhir dimasuki Pasukan Belanda selama menjajah di nusantara ini.

Sejarah mencatat, bahwa pasukan Belanda telah 2 kali melakukan serangan secara besar–besaran ke Tanah Gayo. Pertama; Dalam tahun 1902, pasukan Belanda di bawah pimpinan Kapten Coliju menyerang Tanah Gayo melalui kawasan Isaq tapi hanya sampai wilayah dekat Burni Intem–Intem. Serangan ini mengalami kegagalan karena perlawanan yang sengit dan sulitnya medan yang dilalui.

Radio Rimba Raya

Tahun 1948–1949

Rimba Raya yang terletak di Daerah Tanah Gayo atau tepatnya di Kecamatan Pintu Rime, yang sekarang menjadi wilayah bagian kabupaten Bener Meriah.

Rimba Raya ini pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia tahun 1948–1949 menjadi tempat pemancar radio. Dan dari sanalah disiarkan pesan–pesan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Karena pada saat itu Yogyakarta yang merupakan ibukota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia telah dikuasai Belanda. Signal Colling “Suara Radio Republik Indoneia”, “Suara Indonesia Merdeka”, “Radio Rimba Raya”, “Radio Divisi X”, “Radio Republik Indonesia”.

Radio Rimba Raya berperan sangat besar terhadap kelangsungan pemerintahan Republik Indonesia. Pada saat itu Belanda telah menguasai ibukota pemerintahan Indonesia. Dan mengumumkan lewat radio Hiverson (miliki Belanda) kepada dunia, bahwa Negara Indonesia tidak ada lagi.

Tapi dengan suara yang sayup lantang dari Dataran Tinggi Tanah Gayo, Radio Rimba Raya mengcansel berita tersebut dan mengatakan bahwa Indonesia masih ada. Akhirnya, akibat berita yang disuarakan itu, banyak negara dunia dengan serta merta mengakui kemerdekaan Indonesia. Dan dengan ada berita yang disiarkan Radio Rimba Raya merupakan pukulan “KO” bagi Pemerintahan Belanda.

Baca entri selengkapnya »

Kata Kata Mutiara

Posted: September 3, 2010 in Uncategorized

Kejujuran adalah perhiasan jiwa yang lebih bercahaya daripada berlian

Gayo Ku Sayang

Belajar tanpa berpikir tidak ada gunanya, sedangkan berpikir tanpa belajar adalah berbahaya.

Cinta kepada Allah adalah puncaknya cinta. Lembahnya cinta adalah cinta kepada sesama.

Keluhuran budi pekerti akan tampak pada ucapan dan tindakan.

Orang yang berjiwa besar teguh pendiriannya, tetapi tidak keras kepala.

Ulurkan cintamu karena Tuhanmu dan tariklah cintamu karena Tuhanmu, anda tentu tak akan kecewa.

Cinta indah seperti bertepuk dua tangan, tak akan indah jika hanya sebelah saja.

Naluri berbicara kita akan mencintai yang memuja kita, tetapi tidak selalu mencintai yang kita puja.

Melihatlah ke atas untuk urusan akhiratmu dan melihatlah ke bawah untuk urusan duniamu maka hidup akan tenteram.

Seseorang yang oprimis akan melihat adanya kesempatan dalam setiap malapetaka, sedangkan orang pesimis melihat malapetaka dalam setiap kesempatan.

Ingatlah, boleh jadi manusia itu mencintai sesuatu yang membahayakan dirinya atau membenci sesuatu yang bermanfaat baginya. Mohonlah petunjuk-Nya.
Sahabat yang sejati adalah orang yang dapat berkata benar kepada anda, bukan orang yang hanya membenarkan kata-kata anda.

Bekerja atas dorongan cinta akan terasa senang tiada jemu dan lelah.
Baca entri selengkapnya »

Motivasi

Posted: September 2, 2010 in Uncategorized

FALLUJAH TIDAK MERINTIH

Dentuman bom membabi buta …Deru tank-tank sentak merentak Bising pesawat memekak telinga Muntahkan peluru sahut menyahut Fallujah telah luluh lantak Oleh nafsu serakah para biadab Ulah manusia tiada nurani Liar bak binatang buas kelaparan Fallujah bersimbah darah dan air mata Didera senjata tangan-tangan kotor Bangsa terlaknat tak beradab Tanpa malu berjoget diplatar derita
Tapi…..
Fallujah takkan merintih…. Kan terus meradang hinggga darah penghabisan
Fallujah merebakkan wewangi firdausi Dari buncahan darah para syuhada

BANGUN…PERGI ….DAN BERGERAKLAH!!!!
Bila kaki enggan melangkah
Ingatlah pada panggilan da’wah
Satu jalan menuju mardhatillaah
Pastikan gerak itu tak salah langkah
Wahai pejuang……Melangkahlah
Menuju masa depan penuh barakah
Bangun kembali peradaban nan megah
Biarkan intuisimu segar mekar merekah
Berangkatlah
Bawalah melodi staqafi penguat ruh
Sentuhkan ke relung kalbu nan pasrah
Hadirkan irama orkestra penggugah
Padukan simponi suci, suntingan lisan daiyah
Bergeraklah…….!!!!
Jangan ragukan gempita syahdu…. kalam ilahi
Alunkan senandung Qur’ani…..penggugah jiwa rabbani
Nyanyikan gelora mahabbah…..penggugah cinta sejati
Bahanakan derap perjuangan …..penggugah jihad fi sabili
ALLAHU AKBAR….ALLAHU AKBAR….ALLAHU AKBAR
PERGI…….BERANGKAT………….DAN BERGERAKLAH
Jangan pernah berhenti…karna diam tak boleh terjadi
Demi estafeta perjuangan dawah ini…..kita harus berdiri
Demi kokohnya amanah rabbani……..kita harus pergi
Demi tegaknya dien di muka bumi… ..kita bahkan harus berlari
Demi jannah yang telah menanti…… kita semua harus bangkit
Baca entri selengkapnya »